31 December 2024

Jangan Anggap Sepele! Ini 8 Cara Merawat Atap Agar Tidak Bocor

Punya rumah bagus adalah impian tiap orang. Namun rumah juga harus memenuhi fungsi sebagai pelindung. Khususnya bagi negara beriklim tropis, curah hujan yang tinggi merupakan ancaman. Tak hanya bagi kesehatan, tapi juga kekuatan rumah.

Sebetulnya mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sudah harus dimulai sejak membentuk konsep rumah. Kalau menjelang musim hujan atau pas musim hujan sebenarnya agak terlambat. Sebagai contoh, jika ingin rumah dengan gaya Mediteran, mungkin bagus diterapkan di negara dua musim seperti Eropa. Untuk di negara tropis harus dilakukan beberapa penyesuaian. Kemungkinan-kemungkinan rembesan dan tampias air hujan, harus sudah diantisipasi sejak awal. Dengan begitu, kita bisa meminimalkan risiko.

 

Nah, salah satu komponen utama dalam melindungi rumah kita dari hujan adalah atap.

Oleh karena itu, ini dia beberapa tips mudah dalam melakukan perawatan dan pengecekan terhadap atap rumah kita

1. Ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, persiapkan atap alias "payung" rumah kita sebelum musim hujan tiba. Sering-seringlah menengok ke atas atap, apakah ada genteng yang sudah perlu diganti atau merosot.

2. Untuk atap dari beton, asbes, atau sirap, cermati kemungkinan adanya retak rambut.

Jika ada, beri kawat kasa dan waterproof. Utuk retak besar, harus dibobok dan diplester kembali.

3. Idealnya, pemeriksaan dilakukan minimal 2-3 bulan sekali. Sebab, retak rambut amat kecil dan tidak langsung menimbulkan kebocoran. Baru setelah3-4 kali hujan besar, atap bocor dan air yang merembes bisa membuat atap lapuk.

4. Daerah kerpusan (bubungan) atap juga butuh perhatian ekstra lantaran plester semen pada bagian tersebut kerap bocor. Prinsipnya, semakin dini diperbaiki, semakin murah biayanya. Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa ambruk. Risikonya, biaya perbaikan lebih mahal.

5. Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1-2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias. Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.

6. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. Untuk mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin.

7. Khusus untuk atap asbes, pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan.

Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya.

8. Untuk daerah tropis, materi yang paling pas adalah genteng keramik yang lebih liat menghadapi perubahan cuaca dan suhu