Jangan Anggap Sepele! Ini 8 Cara Merawat Atap Agar Tidak Bocor
Punya rumah bagus adalah impian tiap orang. Namun rumah
juga harus memenuhi fungsi sebagai pelindung. Khususnya bagi negara beriklim
tropis, curah hujan yang
tinggi merupakan ancaman. Tak hanya bagi kesehatan, tapi juga kekuatan rumah.
Sebetulnya mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan
sudah harus dimulai sejak membentuk konsep rumah. Kalau menjelang musim hujan
atau pas musim hujan sebenarnya agak terlambat. Sebagai contoh, jika ingin
rumah dengan gaya Mediteran, mungkin bagus diterapkan di negara dua musim
seperti Eropa. Untuk di negara tropis harus dilakukan beberapa penyesuaian.
Kemungkinan-kemungkinan rembesan dan tampias air hujan, harus sudah
diantisipasi sejak awal. Dengan begitu, kita bisa meminimalkan risiko.
Nah, salah satu komponen utama dalam melindungi rumah
kita dari hujan adalah atap.
Oleh karena itu, ini dia beberapa tips mudah dalam
melakukan perawatan dan pengecekan terhadap atap rumah kita
1. Ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, persiapkan
atap alias "payung" rumah kita sebelum musim hujan tiba. Sering-seringlah
menengok ke atas atap, apakah ada genteng yang sudah perlu diganti atau
merosot.
2. Untuk atap dari beton, asbes, atau sirap, cermati
kemungkinan adanya retak rambut.
Jika ada, beri kawat kasa dan waterproof. Utuk retak
besar, harus dibobok dan diplester kembali.
3. Idealnya, pemeriksaan dilakukan minimal 2-3 bulan
sekali. Sebab, retak rambut amat kecil dan tidak langsung menimbulkan
kebocoran. Baru setelah3-4 kali hujan besar, atap bocor dan air yang merembes
bisa membuat atap lapuk.
4. Daerah kerpusan (bubungan) atap juga butuh perhatian
ekstra lantaran plester semen pada bagian tersebut kerap bocor. Prinsipnya, semakin
dini diperbaiki, semakin murah biayanya. Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara
rembesan air, lama-lama bisa ambruk. Risikonya, biaya perbaikan lebih mahal.
5. Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1-2 mili)
sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas,
juga untuk menghindari tampias. Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam
pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air
akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.
6. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng
guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan
elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika
tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. Untuk mengatasinya,
gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras
dan dinding dari tampias hujan angin.
7. Khusus untuk atap asbes, pemasangan baut
atau paku pada asbes harus diperhatikan.
Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena
jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi
karet, lalu dipelingkut di area pakunya.
8. Untuk daerah tropis, materi yang paling pas adalah
genteng keramik yang lebih liat menghadapi perubahan cuaca dan suhu