Gaya Desain Rumah Scandinavian Jadi Populer
Desain interior ala Scandinavian kini semakin berkembang dan menjadi populer di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Gaya desain yang berasal dari Swedia ini dikenal karena kemampuannya untuk diterapkan dalam berbagai kondisi, baik untuk rumah tinggal maupun kebutuhan lainnya. Alasan inilah yang membuat gaya Scandinavian menjadi tren dan diadopsi secara luas, mulai dari hunian pribadi hingga hotel. Lantas, apa saja karakteristik yang membuat desain ini begitu diminati? Simak ulasan berikut.
Warna Netral sebagai Ciri Khas Utama
Gaya Scandinavian identik dengan dominasi warna putih. Selain itu, warna netral lainnya seperti abu-abu juga kerap digunakan. Warna-warna ini memberikan kesan elegan dan cantik sehingga menjadi elemen penting dalam desain interior Scandinavian.
Warna Alam untuk Alternatif
Bagi mereka yang kurang menyukai warna netral, warna-warna alam dapat menjadi pilihan alternatif. Masyarakat Scandinavian sering memanfaatkan elemen yang berasal dari lingkungan sekitar untuk mendekatkan diri pada alam. Warna alam memberikan kehangatan dan kenyamanan, sangat cocok untuk melengkapi gaya desain ini.
Material Kayu sebagai Elemen Utama
Kayu menjadi salah satu material utama dalam desain Scandinavian, baik untuk konstruksi rumah seperti atap dan dinding, maupun untuk perabotan. Material kayu ini biasanya dibiarkan alami tanpa finishing untuk menonjolkan kesan natural. Selain itu, kayu yang digunakan umumnya memiliki warna monokrom atau lembut, bukan warna mencolok. Hal ini semakin memperkuat kesan sederhana namun tetap menawan dalam desain interior Scandinavian.
Lantai Kayu yang Berkesan Alami
Sejalan dengan elemen kayu lainnya, lantai rumah berdesain Scandinavian juga menggunakan material kayu. Warna yang dominan untuk lantai kayu ini cenderung gelap atau pucat, memberikan keseimbangan pada keseluruhan tampilan rumah. Namun, penggunaan lantai kayu sebaiknya dihindari untuk area basah seperti kamar mandi.
Jendela Lebar untuk Cahaya Maksimal
Kawasan Eropa Utara yang memiliki intensitas cahaya matahari rendah, khususnya di musim dingin, memengaruhi desain rumah dengan jendela lebar. Hal ini memungkinkan cahaya alami masuk maksimal ke dalam ruangan. Di Indonesia yang beriklim tropis, penggunaan jendela lebar tetap relevan jika disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, memasang jendela yang menghadap ke arah utara dan selatan untuk menghindari paparan matahari langsung. Namun, jika rumah Anda berada di daerah dengan intensitas cahaya rendah, seperti wilayah pegunungan, pemasangan jendela lebar bisa menjadi solusi untuk memaksimalkan pencahayaan alami.