Bernaung Dengan Atap Rumah Yang Kokoh dan Aman
Secara kasat mata, ciri khas sebuah rumah seringkali
dilihat dari bagian atasnya yaitu pada bagian atap. Keberadaan atap sebagai
penutup rumah menjadi nilai tersendiri pada bangunan. Selain memperindah bentuk
bangunan, kehadiran atap juga memiliki fungsi penting sebagai pelindung rumah
dari terpaan angin, panas, maupun hujan.
Sekarang ini, ada berbagai macam variasi atap yang
ditawarkan perusahaan properti. Mulai dari model atap pelana, perisai, hingga
kombinasi keduanya, membuat Anda semakin bingung memilih yang mana. Walaupun
atap memiliki berbagai macam variasi, Anda tetap harus berhati-hati dalam
memilihnya. Jika Anda salah memilih atap, maka kondisi rumah Anda tidak akan
menjadi aman dan nyaman lagi. Apalagi ketika musim hujan datang, jika atap
tidak berfungsi dengan benar maka akan terjadi kebocoran.
Pada umumnya, kebocoran disebabkan oleh empat hal. Pertama,
kurangnya perhatian Anda terhadap rancangan konstruksi kemiringan atap.
Seharusnya, atap rumah memiliki sudut kemiringan minimal 30 derajat supaya air
dapat mengalir dengan lancar. Jangan sampai tingkat kemiringannya melebihi
standar minimal kemiringan atap. Hati-hati, jika tingkat kemiringannya lebih
dari 30 derajat, maka genteng akan gampang merosot.
Kedua, kesalahan dan kecerobohan pemasangan. Pemasangan genteng
yang tidak rapi membuat atap memiliki rongga yang mengundang datangnya air di
musim hujan. Memasang genteng wuwungan atau nok dengan semen yang
seirit-iritnya juga akan memicu rembesan air ke bawah. Ketiga, pemilihan
bahan yang digunakan. Penggunaan atap lembaran seperti asbes, semen fiber,
ardex, seng antikarat, atau bitumen (aspal) lebih baik dibandingkan dengan
material seperti genteng tanah liat, genteng beton, keramik, atau kayu sirap. Hal
ini dikarenakan, rongga antarbidang material asbes memberikan toleransi
kemiringan hingga kurang dari 30 derajat, sehingga air akan tetap dapat
mengalir dengan lancar. Keempat, faktor kondisi alam. Perubahan panas
clan dingin secara terus-menerus akan membuat material penutup rumah menjadi
aus atau berubah. Retak-retak kecil di atap rumah clapat menyebabkan air masuk.
Semakin clibiarkan, air yang merembes akan semakin banyak clan membuat retakan
semakin besar. Oleh sebab itu, gunakanlah atap yang berponclasi kuat. Oleh
sebab itu, agar rumah Anda tidak mengalami kebocoran. Sebaiknya Anda telah
mempersiapkan atap rumah Anda dengan pondasi yang kuat dan model yang tidak
hanya menarik, tetapi juga berkualitas.
Material Atap
Menelisik beragam jenis material atap, ketahanan atap
terhadap perubahan cuaca menjadi perhatian utama. Untuk itu, pemilihan jenis
dan material balkon tidak bisa sembarangan. Selain itu patut diperhitungkan
adalah konstruksinya. Konstruksi yang kuat akan menambah keyakinan bagi
penghuni akan faktor keselamatanya. Kita mengenal beberapa jenis atap, baik
yang modern maupun konvensional. Dalam definisinya, atap rumah merupakan bagian
dari bangunan yang befungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik
matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Atap
rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah karena berada
diatas untuk menutupi seluruh bagian bangunan.
Konstruksi atau struktur atap pada umumnya terdiri dari
tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda.
Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari
kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam
fondasi melalui kolom dan atau balok. Struktur atap pada umumnya dibuat dengan
mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan
(desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat
mengikuti denah/layout rumah pada lantai ke dua.
Ada beberapa bentuk desain atap rumah yang dapat
digunakan sebagai referensi ketika anda akan membangun rumah, antara lain; bentuk
atap pelana, atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman
karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran.
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu
garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30 s/d 45
derajat. Bentuk atap perisai (limasan), bentuk atap ini penyempurnaan
dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring yang
berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan
yang biasanya sama. Atau bentuk atap kombinasi pelana dan perisai,
bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan
perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap tenda
patah atau atap joglo.
Bentuk lainnya adalah bentuk atap datar. Model ini
pada bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau
bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling
susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu
diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi
udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas. Dan bentuk atap
sandar. Atap sandar atau yang biasa disebut atap tempel karena bagian tepi
atasnya bersandar atau menempel pada dinding bangunan (kantilever). Bangunan
dengan atap rumah sandar umumnya adalah atap pada bangunan tambahan.