4 Keistimewaan Rumah Gadang Terbukti Memukau Dunia
Mungkin inilah salah satu rumah adat yang paling sering ditemukan di
berbagai wilayah di tanah air, khususnya kawasan ibukota. Wajar saja, karena
kebanyakan restoran ala Minang, menggunakan desain atap rumah gadang pada
bangunannya. Rumah gadang merupakan hunian tradisional yang dikenal karena
keunikan atapnya. Ciri khas berupa vector yang melengkung pada bagian ujung
atap, menjadi ikon yang bahkan dikenakan pula sebagai hiasan kepala pada busana
daerah Sumatera Barat. Sebagai satu diantara sekian banyaknya kekayaan budaya
nasional, rumah gadang punya segudang keunikan. Artikel ini akan membahas empat
ciri khas dari bagian-bagian rumah, fungsi, hingga interior dari rumah yang
berasal dari Minangkabau.
1. Bagian Atap Rumah Gadang
Atap runcing telah menjadi ciri khas dari rumah adat Sumatera Barat. Model
atap yang bernama gonjong ini terbuat dari bahan ijuk serupa atap rumah adat
Papua. Sejarah mencatat bahwa desain gonjong tidak berubah sejak zaman kerajaan
Pagaruyuang. Saat ini, gonjong banyak digunakan sebagai ornamen restoran Minang
atau bangunan bertema suku Padang. Maka, jangan heran bila nuansa rumah adat
Padang mudah ditemui di berbagai wilayah nusantara, seperti halnya adaptasi
desain rumah adat Bali.
2. Motif dan Warna Ukiran Dinding
Keindahan rumah asal Padang makin bertambah dengan kehadiran ukiran yang mewarnai bagian-bagian tertentu dari bangunan. Asal-usul dari motif ukiran dinding mempunyai filosofi yang berkaitan erat dengan nilai-nilai agama Islam. Ukiran ini dibuat berdasarkan “adat basandi syarak” yang berpedoman pada tiga filosofi, yaitu:- Ukue Jo Jangka: Bermakna mengukur menggunakan jangka.
- Alue Jo Patuik: Bermakna memperhatikan
alur dan kepatutan.
- Raso Jo Pariso: Bermakna mengandalkan
rasa dan memeriksa atas rujukan bentuk-bentuk geometris.
Semua motif ukiran berasal dari keindahan alam dan lingkungan. Baik berupa
tanaman, peralatan kehidupan sehari-hari, hingga nama-nama hewan. Corak
interior ini mirip dengan ukiran pada bagian-bagian dari rumah adat Jawa Tengah.
3. Bentuk Bangunan
Tak jauh berbeda dengan rumah adat Jawa Barat, hunian suku Minangkabau
dibangun tinggi atau yang lazim dikenal dengan sebutan rumah panggung. Rumah
adat Padang sengaja dibuat tinggi dengan fungsi untuk menghindari masuknya
hewan liar. Walau rumah gadang dibuat pada posisi yang cukup tinggi, bangunan
ini tahan terhadap berbagai cuaca. Bahkan rumah adat Minangkabau terbukti tahan
terhadap angin kencang dan tahan gempa. Satu lagi keunikan dari bangunan rumah
gadang, yaitu ruangan yang dibuat sesuai dengan jumlah anak gadis di dalam satu
keluarga. Khusus anak perempuan yang telah menikah, maka akan diberikan kamar
terpisah untuk dihuni bersama suaminya.
Lain halnya untuk anak-anak perempuan yang masih gadis. Mereka akan tinggal
bersama-sama di dalam satu kamar. Tentu saja, ukurannya akan menyesuaikan
jumlah anak perempuan yang ada.
4. Tangga pada Pintu Masuk
Segala ornamen yang terdapat pada rumah adat memang tidak bisa terlepas
dari makna filosofis. Termasuk soal posisi tangga untuk memasuki rumah. Hanya
ada satu tangga pada setiap rumah gadang yang diletakkan di pintu depan. Makna
dari satu tangga berkaitan erat dengan agama Islam yang dianut oleh masyarakat
Minangkabau. Artinya, percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Arsitektur modern
selayaknya berkaca pada keunggulan bangunan-bangunan rumah adat di nusantara.
Selain tahan lama dan kokoh, rumah gadang sebagaimana rumah adat suku lain,
memanfaatkan bahan alami yang ramah lingkungan.